Friday, April 25, 2008

refleksi: Bekerja, Sebuah Perjuangan Hidup

Pandangan Alkitab menyatakan, bahwa manusia adalah pekerja pada
dasarnya. Jika dilihat dari pernyataan ini kita juga harus melihat bahwa “bekerja” adalah sesuatu yang wajar dan memang menjadi bagian dari hidup kita. Apa yang dilakukan oleh Pak Ari adalah sebuah pekerjaan, bagian dari hidupnya, yang demi bekerja itu sendiri ia harus merelakan sebagian besar waktu dan tenaganya demi mendapatkan penghidupan yang layak dan dapat mencukupi kebutuhan ia dan keluarganya.

Mungkin masing-masing orang berbeda, ada yang mendapatkan pekerjaan dengan gaji lebih tinggi, memakan waktu dan tenaga tidak sebesar yang dikorbankan oleh Pak Ari, tapi hal itu sama, yaitu merupakan sebuah pekerjaan. Setiap orang diberikan oleh Tuhan begitu banyak talenta untuk dikembangan bagi hidup mereka sendiri. Terlepas daripada itu, kisah hidup seputar pekerjaan Pak Ari membuat saya sadar akan pentingnya pekerjaan itu, bagaimana seharusnya orang bersyukur karena memiliki pekerjaan, dan bagaimana seharusnya hasil dari kerja keras itu kita gunakan sebaik mungkin.

Pertama, pentingnya pekerjaan. Menjadi seorang supir tentu bukanlah tujuan hidup atau cita-cita Pak Ari. Tapi apa yang ia lakukan? Ia menerima pekerjaan sebagai seorang supir pribadi dan melaksanakannya dengan baik serta melalui proses belajar, ia merasa aman dan enjoy melakukannya. Mengapa? Agar ia sanggup melaksanakan pekerjaannya dengan lebih ringan, tanpa beban, agar ia dengan senang hati dapat memenuhi segala kepentingan hidupnya. Dalam ajaran agama Islam disebutkan, kerja pada hakikatnya merupakan fitrah atau pembawaan manusia untuk menjadi sarana mencukupi kebutuhan hidupnya. Usaha atau kerja yang baik adalah bagian yang tak terpisahkan dari iman seorang muslim. Pak Ari yang juga adalah seorang muslimin menyadari hal itu dan karena itu ia jarang mengeluh. Semangat!

Kedua, jangan lupa bersyukur akan segala yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Pak Ari yang berprofesi sebagai seorang supir ini selalu bersyukur kepada Tuhan atas apa yang Dia berikan. Pak Ari tentunya melihat begitu banyak hal saat ia bekerja sebagai seorang supir, di mana ia melihat bahwa masih banyak orang yang tidak bernasib sama dengannya, banyak yang lebih buruk. Coba bandingkan dengan seorang pengangguran, apa yang terjadi? Ia akan hidup dalam ketidakpastian, ia tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya setiap hari melainkan bergantung pada orang lain. Bagaimana dengan diri kita sendiri? Pernahkah terpikirkan akan masa depan nanti? Karena itu, sebagai seorang pelajar, kita juga harus dapat melaksanakan kewajiban kita, bekerja diganti belajar. Bila kita melakukannya dengan senang hati, hasil yang didapat akan sangat memuaskan. Lalu, apakah kita sering merasa ada yang kurang cocok pada diri kita? kita terlalu banyak mengeluh! Harusnya kita berusaha dan bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan pada hidup kita.

Ketiga, penggunaan yang seharusnya dari hasil pekerjaan. Pak Ari bekerja agar dapat memenuhi kebutuhannya dan keluarganya. Ia bekerja demi kepentingan orang lain juga. Setiap hari ia harus bekerja keras, dan ia melakukannya dengan segenap hati. Dan hal itu merupakan hal yang mulia. Bekerja tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga orang lain. Kembali pada hidup kita, bagaimana dengan orang tua kita? mereka juga bekerja keras demi memenuhi kebutuhan kita juga. Tidak ada orang tua yang tidak sayang pada anaknya sendiri. Berangkat pagi pulang malam merupakan suatu perjuangan bagi mereka. Apakah kita menghayati dengan benar apa yang telah mereka berikan kepada kita? atau kita hanya menganggap mereka lebih mementingkan pekerjaan daripada anak mereka sendiri? Atau mungkin malah kita tidak pernah puas akan apa yang telah orang tua berikan pada kita? sadarlah! Mereka sungguh sangat bekerja keras untuk kita. hasil yang mereka peroleh mereka persembahkan untuk kita juga. Karena itu kita harus sangat bersyukur atas apa yang kita dapat, menggunakannya benar-benar untuk kepentingan kita, bukan hanya untuk dihambur-hamburkan. Uang tidak datang dari langit yang seenaknya bisa kita dapatkan.

Oleh karena itu, kita harus dapat menghargai mereka yang telah mengorbankan waktu dan tenaga untuk bekerja. Orang-orang dengan penghasilan yang cukup dan pas-pasan adalah manusia yang harus kita hargai juga. Bukan dari seberapa besarnya hasil yang mereka dapat, melainkan seberapa besar perjuangan yang harus mereka lalui dengan lapang hati demi orang yang mereka cintai.

Teresa Riantika XI IPS 2/24

No comments: