Bertemu Bapak Nursalim merupakan suatu pengalaman yang cukup menarik. Bapak Nursalim adalah seseorang yang sangat sederhana, penghasilannya sehari-hari mungkin hanya cukup untuk memberi makan keluarganya. Ia tidak pernah memikirkan untuk membeli barang-barang yang tidak diperlukan. Baginya, sudah bisa makan saja sangat ia syukuri.
Bapak Nursalim tidak pernah mengeluh atas keadaannya. Sebaliknya ia sangat bersyukur ia masih bisa bekerja dan pekerjaannya itu halal. Dalam pemikiran saya, Bapak Nursalim adalah seseorang yang sangat positif dalam berpikiran dan bertindak.
Banyak sekali yang bisa dipelajari dari seorang nelayan seperti Bapak Nursalim. Kesederhanaannya, sikapnya yang sangat mensyukuri keadaan, dan tidak pernah mengeluh. Di saat kehidupan yang hingar-bingar terjadi di kota besar, di saat semua orang sibuk, dan tidak pernah punya waktu untuk mensyukuri keadaannya yang sudah lebih dari cukup, masih ada orang seperti Bapak Nursalim yang hidup sangat sederhana di pinggiran kota. Suatu hal yang membuat kita kembali ke kenyataan. Tidak semua orang bahagia, tidak semua orang itu kaya.
Kadang-kadang kita merasa kebutuhan kita tidak pernah terpenuhi, kita tidak bisa membeli barang-barang mahal untuk mengikiuti mode atau trend. Dengan mudah kita membuang uang begitu banyak untuk hal-hal yang tidak berguna. Rp 100.000 mungkin terasa kecil untuk kita, tetapi kita tidak pernah menyadari betapa berharga uang itu bagi orang seperti Bapak Nursalim. Mungkin baginya uang itu bisa memberi makan untuk seluruh anggota keluarganya. Kita hanya belum menyadari hal itu.
Hal ini mengembalikan kita kepada kenyataan. Betapa kita tidak bersyukur. Apa yang saya pelajari dari Bapak Nursalim adalah kita harus mensyukuri keadaan kita, tetapi bukan berarti pasrah. Kita tetap harus bekerja keras untuk mencapai apa yang kita inginkan.
Nadia (19)
Bapak Nursalim tidak pernah mengeluh atas keadaannya. Sebaliknya ia sangat bersyukur ia masih bisa bekerja dan pekerjaannya itu halal. Dalam pemikiran saya, Bapak Nursalim adalah seseorang yang sangat positif dalam berpikiran dan bertindak.
Banyak sekali yang bisa dipelajari dari seorang nelayan seperti Bapak Nursalim. Kesederhanaannya, sikapnya yang sangat mensyukuri keadaan, dan tidak pernah mengeluh. Di saat kehidupan yang hingar-bingar terjadi di kota besar, di saat semua orang sibuk, dan tidak pernah punya waktu untuk mensyukuri keadaannya yang sudah lebih dari cukup, masih ada orang seperti Bapak Nursalim yang hidup sangat sederhana di pinggiran kota. Suatu hal yang membuat kita kembali ke kenyataan. Tidak semua orang bahagia, tidak semua orang itu kaya.
Kadang-kadang kita merasa kebutuhan kita tidak pernah terpenuhi, kita tidak bisa membeli barang-barang mahal untuk mengikiuti mode atau trend. Dengan mudah kita membuang uang begitu banyak untuk hal-hal yang tidak berguna. Rp 100.000 mungkin terasa kecil untuk kita, tetapi kita tidak pernah menyadari betapa berharga uang itu bagi orang seperti Bapak Nursalim. Mungkin baginya uang itu bisa memberi makan untuk seluruh anggota keluarganya. Kita hanya belum menyadari hal itu.
Hal ini mengembalikan kita kepada kenyataan. Betapa kita tidak bersyukur. Apa yang saya pelajari dari Bapak Nursalim adalah kita harus mensyukuri keadaan kita, tetapi bukan berarti pasrah. Kita tetap harus bekerja keras untuk mencapai apa yang kita inginkan.
Nadia (19)
No comments:
Post a Comment