Saturday, April 26, 2008
refleksi pribadi Lidya-17
Setelah pengalaman saya bersama Irma untuk mewawancarai Ibu Tiyem, penjual mie di Cilincing, saya menyadari betapa beruntungnya saya. Saya bisa tinggal di rumah yang baik, saya bisa tidur di kamar yang dingin dan ranjang yang empuk. Saya bisa makan kapan pun saya mau. Saya tidak harus mengerjakan pekerjaan rumah, karena ada asisten rumah tangga di rumah saya. Saya bisa membeli barang-barang yang saya ingini. Saya bisa bersekolah tanpa kesulitan uang dan masih banyak yang lain. Sesuatu yang mungkin sangat sulit bisa didapat oleh Ibu Tiyem dan keluarganya. Saya menyadari betapa banyak kesempatan dan fasilitas-fasilitas untuk menunjang perkembangan diri saya. Sangat disayangkan, apabila saya menyia-nyiakan kesempatan besar yang saya mikiki ini. Padahal kewajiban saya hanyalah belajar, tidak harus mencari uang untuk sekolah atau untuk makan. Sementara anak Bu Tiyem, membantu ibunya mencari nafkah dengan berjualan mie setiap hari, sambil menunaikan tugasnya sebagai pelajar. Selama ini yang saya lakukan hanyalah mengeluh, mengeluh karena banyak tugas, banyak ulangan, tidak diijinkan berjalan-jalan bersama teman, dipaksa belajar dan lain-lain, sedangkan banyak yang di luar sana banyak orang yang memiliki kehidupan yang lebih berat. Maka, yang saya harapkan dari pengalaman saya hari ini adalah lebih bersyukur kepada Tuhan atas hidup yang baik, tidak menyia-nyiakan sedetikpun kesempatan saya untuk mau maju dan terus berusaha.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment