CERITA DIBALIK SEBUAH BAR dan APRON HIJAU
Pada hari Rabu tanggal 23 April 2008 saya dan teman sekelompok saya mewawancarai seorang Barista Starbuks di Mall Taman Anggrek. Ia bernama Paulina yang akrab kami panggil ’Kak Paulina’. Kami mewawancarai Kak Paulina dengan susana santai sambil menikmati kopi dan suasana di Starbucks, wawancara kami berlanjut sampai kami mengobrol panjang lebar kurang lebih selama satu jam. Setelah selesai mengobrol panjang dengannya saya dan teman saya mengamati kegiatan Kak Paulina yang sedang bekerja menjadi barista di Starbucks.
Kak Paulina telah menjadi barista di Starbuks sejak tahun 2005 sampai saat ini. Sudah waktu yang cukup lama tentunya, dulunya ia merupakan pegawai full time di starbucks dan ia juga telah meraih predikat cofee master karena pengetahuannya yang luas tentang kopi, sekarang ia menjadi pegawai part time di starbucks karena ia memiliki pekerjaan lain yang juga merupakan hobinya yaitu menjadi freelance fashion designer. Menurut Kak Paulina bekerja itu bukan hanya sekedar mencari uang semata, tetapi juga belajar. Belajar untuk menambah pengetahuan, seperti yang ia lakukan untuk mempelajari berbagai macam kopi sehingga ia memperoleh predikat Cofee Master.
Banyak hal menarik yang sangat berkesan bagi saya dari hasil wawancara ini, salah satunya ialah ketika saya bertanya tentang mengapa Kak Paulina memlih pekerjaan untuk menjadi barista di Starbucks, padahal pekerjaan tersebut sangat bertolak belakang dengan latar belakang pendidikannya di dunia fashion. Ia menjawab bahwa ia ingin mempelajari hal yang baru, berelasi dengan konsumen-konsumen, serta kecintaannya terhadap berbagai rasa dan aroma kopi. Dari jawabannya tersebut dapat saya interpretasikan bahwa dalam dunia kerja bukanlah melulu hanya materi yang dicari, tetapi ilmu, pengetahuan, dan nilai-nilai kehidupan juga dicari dan dapat ditemukan dalam dunia kerja.
Setelah saya melakukan wawancara ini, interpretasi saya tentang dunia kerja menjadi sedkit berubah, tadinya saya berpiir bahwa bekerja itu sangat sulit, sangat menyusahkan, tidak bisa bersenang-senang, selalu sibuk, individualistis, dan sangat matrealistis. Tetapi, selesai saya melakukan wawancara ini, banyak jawaban-jawaban dari Kak Paulina yang mengubah interpretasi saya, sekarang menurut saya, bekerja itu ialah salah satu sarana dan fasilitas untuk belajar secara riil, dan kita harus memilih pekerjaan yang kita sukai sehingga kita tidak merasa bosan atau stress ketika menjalani kesibukan kita karena kita menyukai hal yang kita geluti tersebut, dan dengan bekerja kita juga dapat menjalin relasi dengan banyak orang dan belajar untuk bekerja sama dengan mereka.
Nilai kehidupan yang saya peroleh dari wawancara ini ialah terus belajar, berani untuk mencoba hal baru, dan konsistensi serta disiplin dalam bekerja. Selain itu kesuksesan seseorang bukanlah tergantung apa yang ada di sekitarnya, tetapi usahanya untuk terus belajar, konsisten, dan disiplin dalam bekerja, serta ketulusan hati dalam melakukan pekerjaannya.
No comments:
Post a Comment