Friday, April 25, 2008

Wawancara dengan Pak Tono Penjual Batagor oleh Audry dan Gadis


Pak Tono, 28 tahun.

Bekerja sebagai penjual batagor Bandung.

Berasal dari Cirebon, Jawa Barat.

Ia memiliki seorang istri dan 4 orang anak, yang memerlukan banyak biaya untuk kehidupannya.

Kini ia tinggal di Manggarai, di sebuah rumah kecil.

Datang ke Jakarta empat tahun yang lalu, untuk mencari peruntungan.

Beliau berdagang batagor di depan Universitas Atmajaya sejak 6 tahun yang lalu.

Pak Tono mengaku, dirinya diajak oleh temannya untuk bekerja di Jakarta.

Pak Tono tidak tamat sekolah. Ia hanya mengenyam pendidikan sampai kelas 2 SMP.

Sehari-hari, dia bisa mendapatkan Rp50.000,- – Rp60.000,- atau jika hari sedang baik, dia bisa mendapatkan Rp100.000,-

Biasanya pendapatannya lebih banyak di hari-hari kuliah dan pada saat UTS.

Bagi Pak Tono, lebih enak ketika jaman Soeharto, karena tidak ada pengangguran. Sekarang, banyak orang yang tidak punya pekerjaan, bahkan banyak orang tergusur.

Saat ditanya tentang suka duka berjualan batagor Bandung, Pak Tono hanya tertawa dan berbicara singkat.

”Suka ada orang mabok yang nggak bayar. Kalo udah gitu, ya mau diapain?”katanya sambil tersenyum lebar penuh arti.

Menurutnya saat di tanya tentang nilai hidup, beliau hanya berkata "Hidup ya dijalani saja untuk apa dijadikan beban."

Wawancara yang singkat namun penuh arti.



No comments: